Vera Farah Bararah - detikHealth
Jakarta, Masyarakat telah mengetahui pemberian ASI eksklusif dilakukan hingga bayi berusia 6 bulan. Tapi kenapa harus sampai 6 bulan?"Dalam 6 bulan pertama kehidupan semua kebutuhan nutrisi dari protein, karbohidrat dan lainnya sudah tercukupi dari ASI Eksklusif," ujar dr Utami Roesli, disela-sela acara 'OneAsia Breastfeeding Partner Forum 7' di Grand Flora Hotel Kemang, Jakarta, Rabu (10/11/2010).
dr utami menuturkan bayi berusia di bawah 6 bulan belum memiliki enzim pencernaan yang sempurna atau matang. Sedangkan didalam ASI sudah terdapat enzim lipase yang membantu penyerapan nutrisi seperti lemak DHA dan AA. Tapi jika mengonsumsi susu formula yang berasal dari susu sapi, tidak terdapat enzim penyerapnya.
Selain itu di dalam ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat mencegah beberapa penyakit penyebab kematian anak di seluruh dunia seperti diare dan radang paru-paru. Serta menurunkan risiko penyakit darah tinggi, obesitas dan diabetes tipe 2."Dihari-hari pertama kehidupan terdapat kolostrum yang lebih kental dibanding susu setelahnya.
Kolostrum ini berguna untuk menutup pori-pori pada usus bayi yang baru lahir sehingga menjadi sempurna," ungkap Ketua Sentra Laktasi Indonesia ini.
dr utami juga menyarankan para ibu agar memberikan ASI hingga usia anak 2 tahun. Karena dari 500 cc ASI yang diterima anak usia 2 tahun telah memenuhi 31 persen karbohidrat, 38 persen protein, 45 persen vitamin a dan 95 persen kebutuhan vitamin C anak.
Selain itu menyusui juga bisa bermanfaat bagi ibu yaitu sebagai kontrasepsi (pencegah kehamilan) alami atau metode amenore laktasi, mencegah kanker payudara dan kanker indung telur, ibu lebih cepat mendapatkan berat badan idealnya kembali serta mencegah obesitas.
Setelah berusia 6 bulan kebutuhan gizi bayi mulai meningkat dan saluran pencernaannya telah siap menerima makanan pendamping ASI (MP-ASI). Untuk itu jangan lupa melakukan inisiasi menyusu dini yang dilanjutkan dengan ASI eksklusif serta memberikam MP-ASI yang dibuat sendiri di rumah untuk buah hati.
No comments:
Post a Comment